Selasa, 26 April 2016

Balita anda tidak mau makan ? Jangan panik

Sebagai orang tua apalagi orang tua baru mempunyai 1 anak pastinya masih bingung dengan pola balita anda, bisa itu pola tidur, pola makan, maupun pola bermainnya. Mengenai pola makan ini kadang berubah-ubah.

Contoh kasus pertama, anak saya Raziq yang doyan makan. Apa saja biasanya dilahapnya. Sehingga, tidak repot membawa Raziq pergi makan di luar karena dia mudah beradaptasi dengan makanan. Suatu waktu dia tidak mau makan saya pastinya cemas, jangan langsung panik. Yang harus dilakukan cari penyebab dia tidak mau makan. Penyebab pertama, pemberian cemilan sebelum makan menyebabkan anak sudah kenyang duluan, hindari ini. Beri rentang waktu antara pemberian makan dengan cemilan.

Penyebab kedua, lihat apakah anak anda terkena radang tenggorokan atau sariawan. Anak yang sakit pastinya malas makan, ini yang dialami Raziq, ternyata dia sariawan.

Sekarang sudah tahu penyebabnya, cari solusinya. Solusi pertama, buat makanan yang berkuah agar dia mudah makan dan variasikan makanannya agar dia tidak bosan. Solusi kedua jika tetap tidak mau makan biat jus buah yang mengenyangkan seperti alpukat. Jangan pernah memaksa dalam memberikan makanan karena akan menimbulkan efek trauma, lakukan dengan menyenangkan sehingga anak jadi senang.
Solusi ketiga, mungkin dia bosan dengan nasi, bisa beri makan dengan yang sama fungsinya seperti nasi yaitu roti, kentang, jagung. Atau buat seperti bola-bola nasi sehingga tidak kelihatan nasinya. Campur dengan sayuran dan protein. Kasus pertama sudah selesai dan Raziq yang masih berumur 22 bulan sudah mau makan kembali.


Sekarang kasus kedua yaitu ponakanku Revan, umurnya masih 16 bulan. Dia emang susah makan sejak berumur 12 bulan. Sudah divariasikan makanan tetap dimuntahkan, orang tua mana yang tidak panik karena umur diatas 12 bulan ASI saja tidak cukup. Fokus pertama kita pada penyebabnya. Setelah sering sakit Revan ususnya mulai sensitif. Dia belum bisa makan makanan yang keras, terpaksa dihaluskan makanannya agar dia mau makan. Buat nasi tim lalu disaring. Alhamdulillah, akhirnya mau makan. Setelah itu beberapa hari diterapkan, diangsur-angsur nasinya agak dikeraskan tidak disaring lagi. Tetapi, makannya harus berkuah. Alhamdulillah juga mau. Dan sekarang sudah bisa makan biasa walaupun nasinya tidak bisa sama dengan orang tuanya, harus dilunakkan sedikit.

Jadi, penyebab balita tidak mau makan berbeda-beda. Banyak pengalaman yang lain, tetapi yang kuceritakan hanya yang kualami dan kuamati. Intinya sebagai orang tua jangan mudah panik dan fokus cari solusinya karena balita belum bisa mengungkapkan keinginannya jadi dibutuhkan ketekunan orang tua mencari tahu sendiri penyebab anak susah makan.


Rabu, 20 April 2016

Waspadai demam tanpa disertai flu/batuk

Setiap ibu di dunia pasti cemas kalau anaknya sakit. Apalagi tidak punya pengalaman sama sekali karena anak pertama. Begitu juga yang dirasakan adikku, Tia. Revan anaknya sering terkena demam, bahkan kadang-kadang kejang. Dengan mata yang melotot dan diam terpaku, Revan saat itu membuat semuanya takut, dan itu tidak terjadi sekali dua kali bahkan lebih.

Sebagai seorang ibu berusaha melakukan yang terbaik untuk anak, secara medis dan non medis dilakukan. Kalau non medisnya karena dipercaya Revan terkena palasik, entahlah itu benar atau tidak. Tia yang berdomisili di Bukittinggi akhirnya ke Padang berusaha mencari dokter terbaik yang mengetahui penyebab Revan sering demam dan kejang.

Pergilah kami ke RS Yos Sudarso, karena saat itu hari libur tanggal merah, kami langsung ke IGD. Harap diperhatikan jika anak anda terkena demam tanpa flu batuk, itu bisa mengindikasikan penyakit lain. Dokter jaga pun menyuruh untuk tes darah.  
Hasil tes darah menunjukkan sel darah putihnya tinggi atau nama lainnya Leukosit. Penyebab sel darah putih tinggi karena infeksi, diperiksalah penyebab infeksi. Infeksi ditemukan di saluran kencing. Dikenal nama penyakitnya pimosis. Saat itu Revan langsung disuruh dirawat untuk mengobati infeksinya. 3 hari dirawat sampai demam berkurang dan infeksi juga berkurang. Setelah pulang ternyata Revan kembali demam dan kami pun menemui Dokter Spesialis Anak yang menangani Revan di RS Yos Sudarso, namanya Dr.Elida dsa, dan akhirnya dirujuk ke Dokter Spesialis Bedah. Setelah diperiksa ternyata Revan harus disunat. Membayangkan batita umur 15 bulan disunat bikin takut, tetapi demi memikirkan kesehatan Revan agar tidak terkena demam terus, orang tua Revan memutuskan disunat.

Hari sunat pun tiba, ada Dokter Anestasi dan Dokter Spesialis Bedah yang menangani Revan dibantu perawat. Revan dibius total agar tidak bergerak gerak saat disunat. Sejam menunggu di luar Ruang Operasi akhirnya selesai sudah. Alhamdulillah setelah sunat, Revan tidak kejang lagi, kalau demam disertai flu dan batuk itu biasa, jadi tidak perlu dikuatirkan. Ini kisahku, semoga jadi pelajaran untuk ibu-ibu di luar sana agar mewaspadai demam tanpa flu dan demam yang tidak turun-turun.